Maraknya isu lingkungan hidup terutama Global Warming telah menjadi tema
sentral saat ini, tidak terkecuali bagi pelaku bisnis teknologi ICT.
Ada berbagai sorotan, gagasan, dan usulan ICT yang berbasis kepada upaya
penyelamatan lingkungan hidup demi kemaslahatan umat pada masa yang
akan datang, diantaranya Data Center. Selama ini, keberadaan Data Center
identik dengan : kebutuhan catu daya listrik yang sangat besar untuk
proses komputasi yang kontinnyu (Non Stop), yang akan berdampak pada
permasalahan Energi. Menurut lembaga riset global, IDC dan Gartner. IDC
menilai bahwa untuk setiap US$1 investasi piranti keras di Data Center,
akan muncul tambahan biaya US$0,5 pada Power dan Sistem Pendinginan.
Angka tambahan ini naik dua kali lipat dari jumlah tahun sebelumnya.
Gartner bahkan memprediksi separuh dari Data Center di dunia pada 2008
akan kekurangan kapasitas Power dan Cooling akibat krisis Energi. Dari
permasalahan tersebut, dibutuhkan model baru Data Center yang ramah
lingkungan atau Green Data Center.
Untuk menerapkan Green Data
Center, banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya : Mengaudit
efisiensi Data Center, Menggunakan UPS yang memiliki efisiensi hingga
97%, Virtualisasi Server dan Storage Data Center. Selanjutnya, lalukan
konsolidasi data Server dan Storage, Penggunaan fitur Manajemen Energi
pada CPU, Penggunaan Power Supply dan Voltage Regulator tersertifikasi,
Adopsi distribusi Energi terefisien dan Adopsi Sistem Cooling terbaik.
Dua langkah terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah menerapkan
prioritas tindakan dalam mereduksi Energi sekaligus menonaktifkan
peralatan ICT yang sudah dalam kondisi idle di sebuah Data Center.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar