Terdapat definisi yang mengatakan bahwa BCP adalah
terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk
mempertahankan kelangsungan business process suatu unit kerja atau
organisasi sedangkan DRP adalah terkait
dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan
kelangsungan proses sistem produksi teknologi informasi, meskipun di
dalam singkatan DRP sama sekali tidak ada kata IT, tetapi itulah
kira-kira definisi yang berlaku dan kebanyakan orang cenderung untuk
setuju dan mengikuti persepsi seperti itu karena dirasakan definisi
tersebut praktis dan sederhana.
Kelihatannya perlu ada tinjauan kembali mengenai defininsi di
atas. Jangan-jangan penggunaan definisi tersebut dilakukan tanpa
dipikirkan secara mendalam, mari kita tinjau kembali penggunaan istilah
atau definisi tersebut.
Sebetulnya Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan adalah
dua hal yang kurang lebih arti atau maksud dan tujuannya sama tetapi
sudut pandangnya saja yang berbeda. BCP ibaratnya adalah bagaimana cara
menjaga kesehatan seseorang atau bagaimana cara menjaga kelangsungan
hidup dan DRP adalah bagaimana tata cara melakukan penyembuhan.
Jadi sebetulnya kurang cocok jika dikatakan bahwa BCP adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan kelangsungan business process suatu unit kerja atau organisasi dan DRP adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan kelangsungan proses sistem produksi teknologi informasi.
Mungkin yang lebih tepat adalah bahwa Company Wide Business Continuity Plan adalah kurang lebih sama dengan Company Wide Disaster Recovery Plan dan IT Operation Continuity Plan sama dengan IT Operation Disaster Recovery Plan. IT Operation Continuity Plan merupakan bagian dari Company Wide Business Continuity Plan atau IT Operation Disaster Recovery Plan adalah bagian dari Company Wide Disaster Recovery Plan.
Ada juga yang mengatakan bahwa BCP adalah mengenai pembuatan perencanaan dan frame-work untuk menjamin bahwa proses bisnis dapat terus berlanjut dalam keadaan emergensi. Sedangkan DRP adalah mengenai pemulihan cepat dari keadaan emergensi atau bencana, sehingga hanya mengakibatkan dampak minimum bagi organisasi atau perusahaan.
Ada kegiatan yang diberi nama disaster recovery test, tetapi apakah business continuity test merupakan istilah yang tepat?, ada yang lebih memilih dengan istilah crisis simulated test sebagai pengganti istilah business continuity test.
Terlepas dari apakah istilah BCP dan DRP itu tepat atau tidak, untuk sementara marilah kita kembali ke definisi di atas yang mengatakan bahwa BCP adalah terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan kelangsungan business process suatu unit kerja atau organisasi sedangkan DRP adalah terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan kelangsungan proses sistem produksi teknologi informasi.
Untuk melihat perbedaan BCP dengan DRP dapat dilakukan dengan melihat dan menganalisa secara langsung dari pengalaman secara nyata pada saat melakukan BCP test dan DRP test.
Berikut ini adalah contoh rincian kegiatan yang dilakuan pada saat melakukan BCP test dan DRP test. Dengan melihat dan menganalisa seluruh rincian kegiatan tersebut diharapkan kita akan melihat dan memahami perbedaan antara BCP dan DRP.
BCP Test
Pada saat melakukan BCP test, contoh urutan kegiatannya adalah sebagai berikut : diumumkan keadaan dalam kondisi darurat/bencana, seluruh pegawai perlu dievakuasi dan berkumpul di assembly point, BCP coordinator memberikan arahan, pegawai berangkat ke alternate site, pegawai melakukan persiapan di alternate site untuk melakukan pekerjaan, menjalankan test script, selesai.
Di dalam BCP test, kegiatannya cenderung melibatkan personil seluruh level yang ada di dalam suatu organisasi, kegiatannya diutamakan pada penyelamatan personil kemudian dilanjutkan pada pemulihan proses bisnis, mulai dari deklarasi keadaan dalam kondisi darurat/bencana, seluruh pegawai perlu dievakuasi keluar gedung yang dipandu oleh floor marshal dan berkumpul di assembly point, BCP coordinator memberikan arahan, pegawai berangkat ke alternate site, pegawai melakukan persiapan di alternate site untuk melakukan pekerjaan, menjalankan test script, selesai.
DRP Test
Saat melakukan DRP test kira-kira contoh urutan kegiatannya adalah sebagai berikut : diumumkan keadaan dalam kondisi darurat/bencana, pindahkan operasi IT dari main data center ke disaster recovery center (DRC), lakukan test script di DRC, setelah test script selesai dilakukan pindahkan operasi IT dari DRC ke main data center, selesai.
Berbeda dengan BCP test, pada saat DRP test, setelah diumumkan keadaan dalam kondisi darurat/bencana, kegiatan lebih difokuskan pada pemulihan operasional IT, kegiatannya adalah langsung memindahkan operasi IT dari main data center ke disaster recovery center (DRC), kemudian selanjutnya melakukan test script di DRC, setelah test selesai pindahkan operasi IT dari DRC ke main data center, selesai.
Dari penjelasan secara langsung dari pengalaman melakukan BCP test dan DRP test tersebut di atas mudah-mudahan dapat dilihat dan dipahami secara jelas perbedaan antara BCP dan DRP tanpa harus mempelajari dan memahami dari teori.
Jadi sebetulnya kurang cocok jika dikatakan bahwa BCP adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan kelangsungan business process suatu unit kerja atau organisasi dan DRP adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan kelangsungan proses sistem produksi teknologi informasi.
Mungkin yang lebih tepat adalah bahwa Company Wide Business Continuity Plan adalah kurang lebih sama dengan Company Wide Disaster Recovery Plan dan IT Operation Continuity Plan sama dengan IT Operation Disaster Recovery Plan. IT Operation Continuity Plan merupakan bagian dari Company Wide Business Continuity Plan atau IT Operation Disaster Recovery Plan adalah bagian dari Company Wide Disaster Recovery Plan.
Ada juga yang mengatakan bahwa BCP adalah mengenai pembuatan perencanaan dan frame-work untuk menjamin bahwa proses bisnis dapat terus berlanjut dalam keadaan emergensi. Sedangkan DRP adalah mengenai pemulihan cepat dari keadaan emergensi atau bencana, sehingga hanya mengakibatkan dampak minimum bagi organisasi atau perusahaan.
Ada kegiatan yang diberi nama disaster recovery test, tetapi apakah business continuity test merupakan istilah yang tepat?, ada yang lebih memilih dengan istilah crisis simulated test sebagai pengganti istilah business continuity test.
Terlepas dari apakah istilah BCP dan DRP itu tepat atau tidak, untuk sementara marilah kita kembali ke definisi di atas yang mengatakan bahwa BCP adalah terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan kelangsungan business process suatu unit kerja atau organisasi sedangkan DRP adalah terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha untuk mempertahankan kelangsungan proses sistem produksi teknologi informasi.
Untuk melihat perbedaan BCP dengan DRP dapat dilakukan dengan melihat dan menganalisa secara langsung dari pengalaman secara nyata pada saat melakukan BCP test dan DRP test.
Berikut ini adalah contoh rincian kegiatan yang dilakuan pada saat melakukan BCP test dan DRP test. Dengan melihat dan menganalisa seluruh rincian kegiatan tersebut diharapkan kita akan melihat dan memahami perbedaan antara BCP dan DRP.
BCP Test
Pada saat melakukan BCP test, contoh urutan kegiatannya adalah sebagai berikut : diumumkan keadaan dalam kondisi darurat/bencana, seluruh pegawai perlu dievakuasi dan berkumpul di assembly point, BCP coordinator memberikan arahan, pegawai berangkat ke alternate site, pegawai melakukan persiapan di alternate site untuk melakukan pekerjaan, menjalankan test script, selesai.
Di dalam BCP test, kegiatannya cenderung melibatkan personil seluruh level yang ada di dalam suatu organisasi, kegiatannya diutamakan pada penyelamatan personil kemudian dilanjutkan pada pemulihan proses bisnis, mulai dari deklarasi keadaan dalam kondisi darurat/bencana, seluruh pegawai perlu dievakuasi keluar gedung yang dipandu oleh floor marshal dan berkumpul di assembly point, BCP coordinator memberikan arahan, pegawai berangkat ke alternate site, pegawai melakukan persiapan di alternate site untuk melakukan pekerjaan, menjalankan test script, selesai.
DRP Test
Saat melakukan DRP test kira-kira contoh urutan kegiatannya adalah sebagai berikut : diumumkan keadaan dalam kondisi darurat/bencana, pindahkan operasi IT dari main data center ke disaster recovery center (DRC), lakukan test script di DRC, setelah test script selesai dilakukan pindahkan operasi IT dari DRC ke main data center, selesai.
Berbeda dengan BCP test, pada saat DRP test, setelah diumumkan keadaan dalam kondisi darurat/bencana, kegiatan lebih difokuskan pada pemulihan operasional IT, kegiatannya adalah langsung memindahkan operasi IT dari main data center ke disaster recovery center (DRC), kemudian selanjutnya melakukan test script di DRC, setelah test selesai pindahkan operasi IT dari DRC ke main data center, selesai.
Dari penjelasan secara langsung dari pengalaman melakukan BCP test dan DRP test tersebut di atas mudah-mudahan dapat dilihat dan dipahami secara jelas perbedaan antara BCP dan DRP tanpa harus mempelajari dan memahami dari teori.